Senin, 15 Juni 2015

laporan hidorlogi kita



PEMETAAN MUKA AIR TANAH
Praktikum Hidrologi
Oleh :
Natanael Savero Makidonng
451 414 026
Program Studi Pendidikan Geografi
jurusan Ilmu Teknologi Kebumian, Universitas Negeri Gorontalo

ABSTRAK
In everyday life free ground water use patterns, so that we can see the use of wells dug by the community. Where one of its benefits is as a means to fulfill their daily needs. Ground water is the amount of water beneath the earth's surface that can be collected with wells, tunnels or drainage system or by pumping. Can also be called flow naturally flows to ground through the emission or seepage. Iar ground surface mapping is done in Gorontalo city dungigi districts.
From the results pemgamatan conducted, the wells of which the coordinate point LU 0033̓ 2̕ 1230 BT 2.7 and 51.1 at an altitude of 38.025 meters above sea mengahsilkan total well depth data that is 2.54 meters, with a water depth of 0.3 meters. For two wells located at coordinates N 00 33̕ 2̕ 1230 BT 3.3 and 51.2, situated at an altitude of 19.5 meters above sea level, the data mengahsilkan total well depth of 2.44 meters with water depth of 0.5 meters. while the third well is at coordinates LU 0033̕ 3 and BT 1230 2̕ 50.4, situated at an altitude 45, 3375 masl wells produce a total depth data of 2.7 meters with water depth of 0.5 meters. Groundwater flow direction at the location of this lab is from 3 wells to wells 1 and then to get to the wells 2. Where the groundwater flow direction of groundwater flow high to low groundwater levels.


PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Air merupakan kebutuhan pokok bagi manusia Kapasitas daya dukung dan kualitas air baku di berbagai lokasi semakin terbatas akibat pengelolaan daerah tangkapan air yang kurang baik. Berdasarkan peraturan menteri kesehatan nomor: 416/ Menkes/ Per/ IX/1990 tentang syarat-syarat dan pengawasan kualitas air, maka perlu dilaksanankan pengawasan kualitas air secara intensif dan terus menerus. (Stewart, 1990),
Air tanah adalah sejumlah air di bawah permukaan bumi yang dapat dikumpulkan dengan sumur-sumur, terowongan atau sistem drainase atau dengan pemompaan. Dapat juga disebut aliran yang secara alami mengalir ke permukaan tanah melalui pancaran atau rembesan (Bouwer, 1978)
Air bawah permukaan adalah segala bentuk aliran air hujan yang mengalir di bawah permukaan tanah sebagai akibat struktur perlapisan geologi, beda potensi kelembaban tanah, dan gaya gravitasi bumi. Air bawah permukaan tersebut biasa dikenal dengan air tanah (Asdak, 2002). Air yang berada di bawah  muka air  pada umumnya disebut air tanah, dan lajur di bawahnya disebut sebagai lajur jenuh.    
Volume air tanah dalam dataran alluvial di tentukan oleh tebal dan penyebaran permeabilitas dari akuifer yang terbentuk dalam aluvium dan diluvium yang mengendap dalam dataran. Apabila suatu daerah materi penyusunnya atas materi halus (liat/berdebu) umumnya permeabilitasnya kecil, sedangkan suatu daerah yang tersusun atas pasir dan kerikil permeabilitasnya besar. Air tanah yang mengendap di dataran banjir ditambah langsung dari peresapan air susupan. Permukaan air tanahnya dangkal sehingga pengambilan air dapat dengan sumur dangkal (Handoyo, 2008).
Berdasarkan latarbelakang yang telah di jelaskan sebelumnya penulis merumuskan masalah yang perlu dicari pemecahannya yakni bagaimana arah aliran air tanah yang berada di kec dungigi di kota gorontalo dan peta kontur ketinggian muka air tanah dengan menghitung  data praktikum .
Tujuan dilakukannya praktikum ini adalah mengukur dan membuat pemetaan sumur untuk menghasilkan peta kontur ketinggian muka air tanah.

METODE
A.    lat dan Bahan
1.      Peta Dasar
2.      GPS
3.      Tali berskala/meteran
4.      Alat tulis menulis
B.     Prosedur
1.      Menyiapkan alat dan bahan untuk survei: peta, GPS, meteran dan alat tulis.
2.      Mengkur kedalaman level permukaan air, ketinggian topografi dan koordinat setiap sumur yang ada di area studi.
3.      Mencatat hasil-hasil pengukuran di atas dalam tabel pengamatan berikut pada kolom yang sesuai.
4.      Memplot seluruh nilai head total (h) dalam tabel di atas ke dalam peta dasar sesuai koordinatnya masing-masing.
5.      Membuat peta kontur ketinggian muka air tanah dari titik-titik data head total dalam peta tersebut menggunakan teknik isohyet.
6.      Menentukan arah aliran air tanah, yakni dengan menempatkan tanda panah di atas peta kontur yang dihasilkan.
7.      Melakukan interpretasi dan estimasi terhadap peta muka air tanah yang dihasilkan dengan menentukan zona-zona yang diduga sebagai tangkapan air (recharge zones) dan zona-zona luahan (discharge zones) secara lokal di daerah studi.
a.      Lokasi
Dalam praktikum ini kami  lakukan atau dilaksanakan di desa yang mempunyai sumur yang ada di kota gorontalolebih tepatnya di jalan palma kec dungigi..
b.      Perhitungan
Jika kedalaman air suatu sumur dikurangi dari altitude titik pengukuran, hasilnya adalah Total Head di sumur tersebut. Total head, seperti didefinisikan dalam mekanika fluida, terdiri dari elevation head, pressure head, dan velocity head. Karena air tanah bergerak relatif lambat terutama dalam medium porous, maka velocity head dapat diabaikan.
Persamaan untuk total head (ht) adalah
                  h = z + hp
dimana :
      z = elevation head
      hp = pressure head











Gambar 1 pengukuran di sumur
 
Gambar 1. Pengukuran di sumur












Besar head loss antara sumur 1 dan 2 dapat dihitung sebagai berikut:
Dh = h2h1
Sehingga besar gradien hidraulik dapat dihitung sebagai berikut:
                        Gradien hidraulik  
            Gradien hidrolik merupakan faktor penentu terhadap laju aliran air tanah yaitu makin besar gradien hidraulik makin besar laju aliran, demikian pula sebaliknya. 



HASIL DAN PEMBHASAN
Tabel 1. Hasil pemetaan muka air tanah
KOORDINAT
KETINGGIAN
KEDALAMAN TOTAL
Kedalaman air
KETINGGIAN (mdpl)
SUMUR 1
LU
0
33
2,7
117
2,54
0,3
38,025

BT
123
2
51,1













SUMUR 2
LU
0
33
3,3
60
2,44
0,5
19,5

BT
123
2
51,2













SUMUR 3
LU
0
33
3
139,5
2,7
0,5
45,3375

BT
123
2
50,4





h1 = 1,94
h2 =  2,24
L = 18,24
Besar head loss antara sumur 1 dan 2 dapat di hitung sebagai berikut :
∆h21 = h2 – h1
2,24 – 1,94 = 0,3 sehingga Gradien hidraulik pada sumur 1 dan 2 adalah .
itulah hasil dari pada faktor penentu terhadap laju aliran air tanah sehingga makin besar gradien hidraulik maka makin besar laju aliran, demikian pula sebaliknya. 
Air tanah adalah semua air yang terdapat pada lapisan pengandung air (akuifer) di bawah permukaan tanah, termasuk mata air yang muncul di permukaan tanah. Peranan air tanah semakin lama semakin penting karena air tanah menjadi sumber air utama untuk memenuhi kebutuhan pokok hajat hidup orang banyak (common goods), seperti air minum, rumah tangga, industri, irigasi, pertambangan, perkotaan dan lainnya, serta sudah menjadi komoditi ekonomis bahkan dibeberapa tempat sudah menjadi komoditi strategis.
Dalam kehidupan sehari-hari pola pemanfaatan air tanah bebas, sehingga kita dapat melihat penggunaan sumur gali oleh masyarakat. Dimana salah satu manfaatnya yaitu sebagai sarana untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari.  Dalam melakukan pengamatan pemetaan muka air tanah kami melakukan survei terlebih dahulu pada sumur-sumur yang ada di kota gorontalo lebih tepatnya di jalan palma kec dungii. dalam pengamatan ini pertama-tama dilakukan menyiapkan alat dan bahan survei yaitu GPS, roll meter, dan alat tulis menulis. Kemudian mengukur kedalaman level air tanah dengan menggunakan roll meter, selanjutnya mengukur ketinggian topografi dan koordinat dari setiap sumur pengamatan dengan menggunakan GPS.
Dari hasil pemgamatan yang dilakukan, pada sumur satu yaitu pada titik koordinat LU 0033̓ 2,7 dan BT 1230 2̕ 51,1 pada ketinggian 38,025 mdpl mengahsilkan data kedalaman total sumur yaitu 2,54 meter, dengan kedalaman air 0,3 meter. Untuk sumur dua terletak pada koordinat LU 00 33̕ 3,3 dan BT 1230 2̕ 51,2 , terletak pada ketinggian 19,5 mdpl, mengahsilkan data kedalaman total sumur 2,44 meter dengan kedalaman air 0,5 meter. sedangkan pada sumur ketiga yaitu pada koordinat LU 0033̕ 3 dan BT 1230 2̕ 50,4 , terletak pada ketinggian 45, 3375 mdpl  menghasilkan data kedalaman total sumur 2,7 meter dengan kedalaman air 0,5 meter.
            Arah aliran air tanah pada lokasi praktikum ini adalah dari sumur 3 ke sumur 1 lalu ke sampai ke sumur 2. Dimana arah aliran air tanah mengalir dari muka air tanah yang tinggi ke muka air tanah yang rendah.
Arah aliran air tanah dapat ditentukan dengan menarik garis tegak lurus kontur muka air tanah tinggi ke muka air tanah rendah (Todd, 1980). Kualitas air tanah dapat juga dipengaruhi oleh aliran air tanah. Air tanah mengalir dari hulu ke hilir yang menyebabkan kualitas air tanahnya juga berbeda. Chevbotarev (1995) menyimpulkan bahwa selama proses perjalanan, air tanah cenderung berubah secara perlahan dari hulu ke hilir dan mengarah pada komposisi kimia air laut.  Proses pengaliran air tanah dari hulu ke hilir dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
HCO3           (HCO3-, SO4-2)       SO4-2            (SO4-2, Cl-)       (Cl-, SO4-2)       Cl
1 (Asam)                                        2                                  3 (Garam)
Hulu (Gunung)                             Tengah                        Hilir (Laut)







PENUTUP
KESIMPULAN
Air tanah adalah semua air yang terdapat pada lapisan pengandung air (akuifer) di bawah permukaan tanah, termasuk mata air yang muncul di permukaan tanah. Peranan air tanah semakin lama semakin penting karena air tanah menjadi sumber air utama untuk memenuhi kebutuhan pokok hajat hidup orang banyak (common goods), seperti air minum, rumah tangga, industri, irigasi, pertambangan, perkotaan dan lainnya, serta sudah menjadi komoditi ekonomis bahkan dibeberapa tempat sudah menjadi komoditi strategis.
Arah aliran air tanah pada lokasi praktikum ini adalah dari sumur 3 ke sumur 1 lalu ke sampai ke sumur 2. Dimana arah aliran air tanah mengalir dari muka air tanah yang tinggi ke muka air tanah yang rendah.
Arah aliran air tanah dapat ditentukan dengan menarik garis tegak lurus kontur muka air tanah tinggi ke muka air tanah rendah (Todd, 1980). Kualitas air tanah dapat juga dipengaruhi oleh aliran air tanah. Air tanah mengalir dari hulu ke hilir yang menyebabkan kualitas air tanahnya juga berbeda. Chevbotarev (1995) menyimpulkan bahwa selama proses perjalanan, air tanah cenderung berubah secara perlahan dari hulu ke hilir dan mengarah pada komposisi kimia air laut.
SARAN
Kiranya terus di lakukan dan di kembangkan mengenai cara pemetaan muka air tanah. Agar kida dapat mengetahui arah aliran air tanah.















DAFTAR PUSTAKA
Asdak, C. 2002. Hidrologi dan Daerah Aliran Sungai. Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press
Bouwer, H. 1978. Ground Water Hydrology. McGraw-Hill Book Company., New York.
Chevbotarev, I. I. 1955. Metamorphism of Natural Water in the Crust of Weathering. Geochim. Cosmochim. Acta.

Handoyo, B. 2008. http://www.malang.ac.id/e-Learning/FMIPA/BudiHandoyo/ geografi.htm jumad 29 .05.2015,14.35
Stewart, M., 1990, Geotechnical and Enviromental Geophysics : Rapid Reconnaissance Mapping of Fresh- Water Lenses on Small Oceanic Islands, edited by Stanley H. Ward, V. II, Society of Exploration Geophysicist, Tulsa, Oklahoma

Todd. 1980. Groundwater Hydrology. University of Califonia, Berkeley John Wiley
and Sons, New York.